About Me

I love Allah , I love my family , I love my bestfriends, I love my lectures, I love myself :D. I am a PIA CAKE lover :D not day without PIA CAKE :D. I hate SUS CAKE -.- iyuuhh --" I am a PINK colour Lover :D. I want to be a succesly Medical Analyst Girl :D.

Pages

Rabu, 10 Oktober 2012


 Tugas Instrumentasi
Bagian IV
Viskometer
 
Nama kelompok  :
1.         Laela Nurul Rahma                 ( A.102.08.037)
2.         Leonardo Bagus U                  (A.102.08.038) 
3.         Nia Lestyowati                       (A.102.08.043) 
4.         Nina Novita R.S                     (A.102.08.044)
Kelas  : 1.B2
 
Viskometer adalah suatu cara untuk menyatakan berapa daya tahan dari aliran yang diberikan oleh suatu cairan. Kebanyakan viscometer mengukur kecepatan dari suatu cairan mengalir melalui pipa gelas (gelas kapiler), bila cairan itu mengalir cepat maka viskositas cairan itu rendah (misalnya cair) dan bila cairan itu mengalir lambat maka dikatakan viskositasnya tinggi (misalnya madu). Viskositas dapat diukur dengan mengukur laju aliran cairan yang melalui tabung berbentuk silinder. Ini merupakan salah satu cara yang paling mudah dan dapat digunakan baik untuk cairan maupun gas. Menurut hukum Poiseville, jumlah cairan yang mengalir melalui pipa persatuan waktu dirumuskan dengan persamaan.
V/t =  PR4/ 8 η L                                 ket :       η =  Viskositas (dPa.s.)
V = Volume cairan
t =  Waktu (s)
P = Tekanan
R = Jari-jari tabung
L = Panjang tabung 

Ada beberapa viscometer yang sering digunakan untuk menentukan viskositas suatu larutan, yaitu:
1.                   Viskositas Ostwald
2.                   Viskositas Hoppler
3.                   Viskometer Cup dan Bob
4.                   Viscometer Cone/ Plate

1.       Viskometer kapiler / Ostwald

Viskositas dari cairan yang ditentukan dengan mengukur waktu yangdibutuhkan bagi cairan tersebut untuk lewat antara 2 tanda ketika mengalir karena gravitasi melalui viskometer Ostwald. Waktu alir dari cairan yang diuji dibandingkandengan waktu yang dibutuhkan bagi suatu zat yang viskositasnya sudah diketahui(biasanya air) untuk lewat 2 tanda tersebut (Moechtar,1990).

2.       Viscometer Hoppler


Berdasarkan hukum Stokes pada kecepatan bola maksimum, terjadi keseimbangan sehingga gaya gesek = gaya berat – gaya Archimedes.
Prinsip kerjanya adalah menggelindingkan bola (yang terbuat dari kaca) melalui tabung gelas yang berisi zat cair yang diselidiki. Kecepatan jatuhnya bola merupakan fungsi dari harga resiprok sampel.

3.       Viscometer Cup dan Bob

Prinsip kerjanya simple digeser dalam ruangan antara dinding luar dari bob dan dinding dalam dari cup dimana bob masuk persis ditengah – tengah.
Kelemahan viscometer ini adalah terjadinya aliran sumbat yang disebabkan geseran yang tinggi di sepanjang keliling bagian tube sehingga menyebabkan penurunan konsentrasi ini menyebabkan bagian tengah zat yang ditekan keluar memadat.





4.       Viscometer Cone dan Plate

Cara pemakaiannya dengan cara sampel ditempatkan ditengah – tengah papan, kemudian dinaikan sehingga posisi dibawah kerucut. Kerucut digerakan oleh motor dengan bermacam kecepatan dan sampelnya digeser kedalam ruang semitransparan yang diam dan kemudian kerucut yang berputar.





Akurasi alat
Ada beberapa hal yang mempengaruhi akurasi dari alat ini, misalnya:
1.                   ukuran sample
2.                   waktu yang dibutuhkan untuk memungkinkan sampel untuk menstabilkan pada pelat sebelum terbaca
3.                   kebersihan alat
4.                   jenis bahan, tinggi atau rendah viskositas, ukuran partikel
5.                   shear rate ditempatkan untuk sampel


Kalibrasi
Setiap alat di laboratorium harus selalu dilakukan kalibrasi berkala untuk menjaga keakuratan data yang akan diperoleh, dan pada setiap alat tersebut cara kalibrasinya tentu berbeda-beda.
Misalnya pada viscometer cone and plate, caranya adalah sebagai berikut :
1.       Atur jarak antara cone spindle dengan plate sesuai dengan Instruction Manual
2.       Pilih viscosity standard yang akan memberikan nilai pembacaan antara 10% hingga 100% dari Full Scale Range (FSR). Sebaiknya pilih standard dengan nilai mendekati 100% FSR.
3.       Masukkan sample ke dalam cup dan biarkan selama 15 menit untuk mencapai suhu setting
4.       Lakukan pengukuran dan catat hasilnya baik % Torque dan cP. Catatan :
1.            Spindle harus berputar minimum 5 putaran sebelum pengukuran diambil.
2.            Penggunaan standard pada rentang 5 cP s.d 5.000 cP dianjurkan untuk instrument cone/plate. Jangan gunakan viscsity standard diatas 5.000 cP.
Toleransi dari viscometer Brookfield adalah 1% dari Full Scale Range (FSR). FSR adalah nilai maksium yang mampu diukur oleh alat dengan kombinasi setting Spindle dan Kecepatan putar spindle yang kita tetapkan. Sedangkan toleransi dari cairan standard adalah 1% dari nilai viscosity cairan yang bersangkutan.

DAFTAR PUSTAKA
1.       Martin, A.N., J. Swarbrick, A. Cammarata. 2006. Physical Pharmacy, 5th ed. Philadelphia : Lea & Febiger
4.       Lecture Note “ Rheologi “ by Dr.rer.nat. Sundani Nurono Soewandhi, School of Pharmacy ITB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar