About Me

I love Allah , I love my family , I love my bestfriends, I love my lectures, I love myself :D. I am a PIA CAKE lover :D not day without PIA CAKE :D. I hate SUS CAKE -.- iyuuhh --" I am a PINK colour Lover :D. I want to be a succesly Medical Analyst Girl :D.

Pages

Senin, 25 November 2013

it's me :)



Inilah aku dengan segala kekuranganku..
Inginku semua berjalan seperti harapan dan anganku..
tapi Allah berkehendak lain
mungkin Dia ingin aku melewati segala kesulitan ini
Sebelum aku bisa menggapai semua anganku
Berat memang, sakit pasti :’)
Tak semudah dalam benaakuu
Inginku semua berjalan mulus
Tapi Dia ingin mengajariku tentang Tulus
Ya, Tulus,
Tulus dalam memberi
Tulus menerima
Tulus berkorban
Tulus berjuang
Tulus mengasihi
Tulus menyayangi
Tulus meminta kepadaNya
Tulus menjalani hidup
rencanaNya akan selalu berakhir indah
entah kapan dimana dan dengan siapa
yakinlah keputusanNya adalah indah bagimu :’)
bukan hanya hasil yang Dia lihat
Dia akan lihat setiap tetes air matamu
Dia akan nilai tetes keringatmu
Dia akan hargai setiap  usahamu
Dia akan ganti setiap kesedihanmu
Allah always give the best for us :)


Rabu, 23 Januari 2013


TUGAS INSTRUMENTASI XIII
PHOTOMETER DAN K3 DALAM LABORATORIUM
Nama kelompok:
1.Laela Nurul Rahma                     (A.102.08.037)
2.Leonado Bagus Utomo               (A.102.08.038)
3.Nia Lestyowati                               (A.102.08.043)
4.Nina Novita R.S                            (A.102.08.044)
Kelas:1B2

A. PHOTOMETER

fotometer 4010

fotometer 5010


Fotometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur pencahayaan atau penyinaran. Seperti penerapan di fotometry industri, suatu "fotometer" adalah kata umum yang meliputi alat-alat untuk mendeteksi:
  • intensitas cahaya hamburan
  • penyerapan
  • fluoresensi
Kebanyakan fotometer berlandaskan pada sebuah fotoresistor atau fotodioda. Masing-masing mengalami perubahan sifat kelistrikan ketika disinari cahaya, yang selanjutnya dapat dideteksi dengan suatu rangkaian elektronik tertentu.


Bagian-Bagian dan Fungsinya
1.      Selang aspirator untuk menghisap sample untuk dianalisis.
2.      Pompa peristaltic untuk menghisap sample dari kuvet dan menuju pembuangan.
3.      Kuvet untuk tempat meletakkan sample.
4.      Inkubator untuk menyamakan kondisi dengan yang sebenarnya dan agar hasilnya sempurna.
5.      Waste (pembuangan) untuk wadah pembuangan cairan yang telah dianalisis oleh fotometer.
6.      Selang peristaltic untuk membantu kerja pompa peristaltic yang bersifat elastic dan menjadi jalur mengalirnya sample untuk dianalisis.

Jenis-Jenis Fotometer
©      Absorption
©      Fotometer
©      Flame-fotometer
©      Fluorometer
©      Nefelometer
©      Atomik spektrometer






Prinsip dasar fotometer adalah pengukuran penyerapan sinar akibat interaksi sinar yang mempunyai panjang gelombang tertentu dengan larutan atau zat warna yang dilewatinya. Kebanyakan photometers mendeteksi cahaya dengan photoresistors, dioda atau photomultipliers. Untuk menganalisis cahaya, fotometer bisa mengukur cahaya setelah melalui filter atau melalui monokromator penentuan ditentukan panjang gelombang atau untuk analisis terhadap distribusi spektrum cahaya.

Cara Pengoprasian Alat
Dipastikan kuvet telah terpasang dan pompa peristaltik telah dilingkari selang. Kabel dihubungkan dengan arus listrik 220 V. Tombol On/Off ditekan untuk menghidupkan alat dan diamkan 10 menit untuk warming up. Sampel disedot dengan menekan tombol aspirator. Metode yang digunakan dipilih pada touch screen. Semua pengaturan yang kemudian diatur. Semua pengaturan yang digunakan diatur. Hasil analisis dicetak dan sampel yang telah diuji dibuang. Selang dari pompa peristaltik dilepas. Alat dibilas dengan aquabides sebanyak 10 kali dan desinfektan 10%. Sisa buangan dikeluarkan dengan mengalirkan udara. Selang dilepas dari pompa, alat dibersihkan dengan menggunakan tisue, tekan tombol On/Off untuk mematikan alat. Kabel dilepas dari sumber arus. Tutp alat agar tidak terkena debu.

Cara Perawatan dan Penyimpanan Alat
Setiap sesudah digunakan dibilas dengan aquabides serta dihindari dari pelarut yang bersifat korosif. Lampu halogen dimatikan setiap setelah digunakan. Pembersih yang digunakan dapat berupa campuran detergen, alkohol dan air atau menggunakan sodium hipoklorit.
Perawatan alat dilakukan dengan cara alat disimpan pada meja permanen. Tujuannya adalah agar alat tidak terkena guncangan dan mengurangi efektivitas kerja alat. Alat disimpan di tempat yang bersih, tidak boleh terkena cahaya matahari langsung dan hindari kontak atau berdekatan dengan alat yang mengeluarkan gelombang magnetik seperti TV, radio dan handphone.


B. KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) DI LABORATORIUM


Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohaniah tenaga kerja (laboran/analis) pada khususnya dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budayanya menuju masyarakat adil dan makmur. Secara keilmuan K3 merupakan ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja.

Tujuan
·         Setiap tenaga kerja/laboran dan orang lainnya yang berada di laboratorium mendapat perlindungan atas keselamatannya.
·         Setiap bahan kimia atau peralatan dapat dipakai, dipergunakan secara aman dan efisien.
·         Proses pengujian berjalan lancar.
·          Kondisi tersebut di atas dapat dicapai antara lain bila kecelakaan termasuk kebakaran, peledakan dan penyakit akibat kerja dapat dicegah dan ditanggulangi

Hakikat higiene laboratorium dan kesehatan kerja adalah dua hal :
1.       Sebagai alat untuk mencapai derajat kesehatan laboran/analis yang setinggi-tingginya, dengan maksud untuk kesejahteraan laboran.
2.       Sebagai alat untuk meningkatkan analisis, yang berlandaskan kepada meningginya effisiensi dan daya produktivitas faktor manusia dalam analisis atau pengujian.

Kondisi-Kondisi Kesehatan Yang Menyebabkan Rendahnya Produktivitas Kerja
1. Penyakit Umum
2. Penyakit Akibat Kerja
3. Kondisi Gizi
4. Lingkungan Kerja
5. Beban Kerja

Terdapat 5 (lima) faktor penyebab penyakit akibat kerja
– Golongan fisik (keadaan suhu, kelembaban, suara kebisingan, radiasi, tekanan udara, penerangan, getaran dan gerak udara yang memberikan suhu efektif diluar kenikmatan kerja.
– Golongan kimia
– Golongan biologi
– Golongan fisiologi/ergonomi
– Golongan Psikologi

Sanitasi Ruang Dan Peralatan Laboratorium
- Kondisi lantai secara umum harus bersih, kedap air, tidak licin, rata sehingga mudah dibersihkan dan tidak ada genangan air.
- Dinding tembok, jendela, langit-langit, kerangka bangunan, perpipaan, lampu-lampu dan benda lain yang berada di sekitar ruang pengujian harus dalam kondisi bersih.
- Kondisi umum bangunan harus memperhatikan aspek pencahayaan dan ventilasi yang baik. Ventilasi harus tersedia dengan cukup dan berfungsi dengan baik. Pencahayaan atau penerangan hendaknya tersebar secara merata dan cukup di semua ruangan, namun hendaknya diatur sedemikian rupa sehingga tidak menyilaukan
- Semua peralatan yang digunakan untuk pengujian harus selalu diperhatikan kebersihannya, dan juga penanganannya harus hati-hati karena kebanyakan peralatan laboratorium mudah pecah.
- Setelah penggunaan alat gelas dan non gelas selesai atau pekerjaan telah selesai semua peralatan tersebut dibersihkan dan ruangan yang digunakan harus dibersihkan dengan bahan saniter. Saniter adalah senyawa kimia yang dapat membantu membunuh bakteri dan mikroba. Air yang digunakan dalam pencucian alat hendaknya air yang bersih yang memenuhi persyaratan sanitasi, sehingga mencegah kontaminasi. Air bersih mempunyai ciri-ciri antara lain tidak berasa, tidak berwarna, dan tidak berbau

 Pengendalian Ruang Penyimpanan Bahan Kimia
ü  Ruang penyimpanan bahan kimia di laboratorium harus dikendalikan sehingga temperatur, kelembaban, dan sirkulasi udara sesuai dengan yang diharapkan, Jika temperatur dalam ruang penyimpanan bahan kimia tersebut tingga dan terasa pengap, maka exhaust fan (alat sejenis kipas angin) dihidupkan dan ventilasi atau pintu dibuka agar terjadi sirkulasi udara, sehingga dapat menurunkan temperatur dan kelembaban.
ü  Pada saat akan mengambil bahan kimia harus memakai alat keselamatan kerja. Sebelum masuk ruang penyimpanan bahan kimia, harus memeriksa suhu dan kelembaban ruangan apakah sesuai dengan persyaratan, baru melakukan pengambilan atau penempatan bahan kimia

 Pengaruh Bahan Kimia Terhadap Kesehatan
*      Iritasi, yaitu terjadinya luka bakar setempat akibat kontak bahan kimia dengan bagian tubuh.
*      Korosif kerusakan jaringan.
*      Timbulnya alergi nampak sebagian bintik-bintik merah kecil atau gelembung berisi cairan atau gangguan pernafasan (tersumbat dan pendek-pendek)
*      Pernafasan terganggu, seperti sulit bernafas sehingga terasa tercekik atau aspiksian karena kekurangan oksigen akibat diikat olah gas thinner seperti : nitrogen dan karbon dioksida.
*      Timbulnya keracunan sistemik, yaitu bahan kimia yang dapat mempengaruhi bagian-bagian tubuh seperti merusak hati, ginjal, susunan syaraf dan lain-lain.
*      Kanker, akibat paparan bahan kimia sehingga merangsang pertumbuhan sel-sel yang tidak terkendali dalam bentuk tumor ganas.
*      Kerusakan atau kelainan janin yang ditandai oleh kelahiran dalam keadaan cacat atau kemandulan.
*      Phemokoniosis, yaitu timbunan debu dalam paru-paru sehingga kemampuan paru-paru untuk menyerap oksigen menjadi kurang akibatnya penderita mengalami nafas pendek.

Pembuangan Limbah
v  Saluran pembuangan limbah bahan kimia dalam bentuk cair harus dikonstruksi dengan baik sehingga proses pembuangan limbah cair tidak terhambat.
v  Tempat penampungan hendaknya dibuat, jangan langsung dibuang ketempat umum karena akan mengganggu dan mencemari lingkungan umum.
v  Jika produksi sampah/limbah cair ternyata cukup tinggi, atau telah mengakibatkan ganggguan pencemaran adalah indikasi awal bahwa masalah pencemaran di lingkungan telah terjadi, maka disarankan untuk berkonsultasi dengan badan pengelolaan limbah

Fasilitas Penggudangan
Ø  Ruangan, dinding, bangunan dan pekarangan bangunan harus selalu bersih, bebas sampah dan kotoran.
Ø  Barang barang yang disimpan dalam gudang harus diatur dan disusun secara baik dan teratur, dengan menyisakan jarak yang cukup, baik jarak antar tumpukan maupun dengan dinding tembok
Ø  Barang yang telah rusak atau bahan baku yang telah busuk, hendaknya diambil dan dipisahkan dari barang-barang yang masih baik
Ø  Untuk sampah yang kering dan padat perlu disediakan tempat pembuangan sampah padat yang cukup, baik kebersihannya maupun ukurannya sesuai dengan jumlah sampah diproduksi

Pencegahan dan penanggulangan Keadaan Darurat di Laboratorium
1. Menggunakan Akal Sehat
2. Kacamata Pengaman
3. Bahan Kimia di Mata
4. Asam dan Basa
5. Luka karena Bahan Kimia
6. Luka Bakar
7. Tergores atau Teriris
8. Menghirup Bahan Beracun
9. Menghindari Kebakaran
10. Memadamkan Api
11. Memadamkan Api yang Membakar Pakaian
12. Menangani Pelarut

Lambang-lambang dalam k3








sumber

1. http://pangestu-ayupangestu.blogspot.com/2011/12/fotometer-dan-polarimeter.html
2. http://arfiyahtrimeirina.blogspot.com/2012/01/laporan-praktikum-pemeliharaan-dan.html

Senin, 21 Januari 2013


TUGAS INSTRUMENTASI XII
OVEN DAN INKUBATOR
Nama kelompok:
1.Laela Nurul Rahma                     (A.102.08.037)
2.Leonado Bagus Utomo               (A.102.08.038)
3.Nia Lestyowati                               (A.102.08.043)
4.Nina Novita R.S                            (A.102.08.044)
Kelas:1B2

A. OVEN


Pendahuluan
Oven adalah suatu peralatan yang berfungsi untuk memanaskan ataupun mengeringkan. Biasanya digunakan untuk mengeringkan peralatan gelas laboratorium, zat-zat kimia maupun pelarut organik. Dapat pula digunakan untuk mengukur kadar air. Suhu oven lebih rendah dibandingkan dengan suhu tanur yaitu berkisar antara 105ºC. Tidak semua alat gelas dapat dikeringkan didalam oven, hanya alat gelas dengan spesifikasi tertentu saja yang dapat dikeringkan, yaitu alat gelas dengan ketelitian rendah. Sedangkan untuk alat gelas dengan ketelitian tinggi tidak dapat dikeringkan dengan oven. Apabila alat gelas dengan ketelitian tinggi tersebut dimasukkan ke dalam oven, maka alat gelas tersebut akan memuai dan berakibat ketelitiannya tidak lagi teliti. Biasanya digunakan desikator untuk mengeringkannya.

Cara penggunaan
Penggunaan oven tersebut relatif mudah. Namun sebelumnya perlu diketahui fungsi dari beberapa tombol yang terdapat pada oven tersebut. Tombol POWER adalah tombol yang digunakan untuk menghidupkan ataupun mematikan oven. Selain itu terdapat tombol untuk menyalakan atau mematiakn kipas. Knop berwarna biru berfungsi untuk menaik turunkan kecepatan putaran kipas. Pada bagian depan oven terdapat 2 layar yang menunjukkan suhu. Layar PV menunjukkan suhu alat sedangkan layar SV menunjukkan suhu yang diinginkan. Tombol SET, UP (panah keatas) dan DOWN (panah kebawah) digunakan untuk mensetting suhu yang diinginkan. Dapat pula untuk mensetting waktu.
Dalam penggunaan oven, setelah pintu oven dibuka, alat yang ingin dikeringkan dimasukkan kedalam oven dan pintu ditutup kembali. Setelah itu, tombol POWER ditekan, kipas dinyalakan dan kecepatan kipas juga diatur. Kemudian set suhu dengan menekan tombol SET. Layar SV akan menunjukkan suhu yang diinginkan. Tunggu hingga layar PV menunjukkan suhu yang hampir sama dengan layar SV. Lalu oven dimatikan dengan menekan tombol POWER. Alat dikeluarkan dari dalam oven.

Perawatan
Oven yang baik adalah oven yang selalu dirawat. Sebelum oven digunakan bersihkan semua aksesori dan rak tatakan. Selalu pastikan steker oven sudah dicabut dan oven sudah dingin sebelum dibersihkan. Buka pintu oven dan bagian dalam dibersihkan dengan lap lembut dalam air panas atau detergen. Zat abarsif jangan digunakan untuk membersihkan oven. Jangan mengelap elemen pemanas. Bagian luar dapat dibersihkan dengan lap basah.
Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, tidak diperbolehkan menggunakan alat gelas untuk dimasukkan kedalam oven. Jagalah agar selalu ada jarak minimal 1” antara bagian atas dan bagian elemen pemanas. Jangan sekali-sekali menggunakan oven dalam keadaan pintu terbuka. Hindari seringnya membuka pintu oven saat sedang digunakan, hal ini menimbulkan panas dalam oven berkurang. Selalu gunakan gegep untuk mengambil peralatan dari dalam oven. Hentikan pemakaian oven bila terlihat asap pada kabel listrik. Segera cabut steker dari stopkontak.

B. INKUBATOR


Pendahuluan

Inkubator adalah alat untuk menginkubasi atau memeram mikroba pada suhu yang terkontrol (umumnya diatas suhu ambient). Alat ini dilengkapi dengan pengatur suhu, dan pengatur waktu. Semakin kecil ukuran inkubator maka semakin rentan pula perubahan suhunya saat pintu inkubator dibuka. Perlu dipertimbangkan pula keseragaman suhu yang ada didalam dengan memperhatikan pola penempatan elemen pemanas atau terdapatnya kipas penyebar suhu. Pintu kaca yang terdapat pada beberapa model dibiarkan tertutup saat melihat biakan secara sekilas supaya tidak terjadi penurunan suhu.
Tipe lain inkubator berdasarkan kegunaannya secara khusus menurut Collins et al. (2004) adalah
-Shaker incubator; inkubator yang dilengkapi dengan pengocok untuk aerasi biakan.
-Cooled incubator; inkubator untuk suhu inkubasi dibawah suhu ambient.
-CO2 incubator; inkubator yang mampu menyediakan keadaan kaya karbondioksida.
-Automatic temperature change incubator; inkubator yang dilengkapi dengan pengatur perubahan suhu otomatis sehingga  tidak perlu memindahkan kultur ke inkubator lain saat membutuhkan perubahan suhu secara bertahap.
-Portable incubator; inkubator jinjing atau mudah dibawa yang umumnya diaplikasikan untuk mikrobiologi lingkungan.
-Incubator room; suatu ruangan yang diubah menjadi inkubator sesuai dengan keperluan dan syarat mikrobiologisnya.

Cara penggunaan
Dalam prakteknya ada beberapa hal yang harus dilakukan agar alat berjalan dengan baik yaitu:

1.        Pengaturan Pengaman Suhu
·         Pengaturan untuk pengaman suhu. Putar pengatur untuk melakukan penyesuaian hingga menunjuk pada suhu aman. Umumnya suhu yang diatur 10oCyang lebih tinggi dibanding pengaturan suhu dalam bilik inkubator.
·         Jangan menetapkan suhu pada 70 o C atau yang lebih tinggi

2.       Pengaturan, memulai dan menghentikan penunjuk kendali
·         Menyalakan tombol komponen dan power. Dalam 5 detik akan muncul “cP” dan indikator suhu.
·         Pengaturan suhu dapat dilakukan baik ketika dioperasikan atau tidak.
·         Untuk mengatur penunjuk kendali tekan tombol “run/stop”. LED suhu akan berkelip. LED pemanas menyala jika telah aktif.
·         Menghentikan pengaturan penunjuk kendali dengan menekan tombol “run/stop”. Kelipan LED suhu berubah menjadi bercahaya.
·         Pastikan penunjuk kendali telah mati sebelum mematikan tombol power. Jika tidak, alarm peringatan akan berbunyi.
·         Jika tidak digunakan dalam waktu yang alam, matikan tombol power dan komponen serta cabut steker dari terminal AC.

3.       Pengaturan, memulai dan menghentikan modus pengatur waktu.
·         Mengatur suhu dari penunjuk kendali sebelum mengatur nilai dari pengatur waktu.
·         Mengatur waktu pada pengatur waktu untuk semua modus operasi. Pengaturan dapat dilakukan baik dibawah pengendalian maupun penghentian.
·         Untuk memulai secara pengoperasian otomatis tekan “set” dan pengendalian siap dimulai
·         Jika waktu telah terhitung habis, maka pengoperasian yang telah diatur otomatis akan berhenti.
·         Hentikan modus operasinya terlebih dahulu, Kemudian tekan tombol power untuk mematikan inkubator.
·         Jika tidak digunakan lagi dalam waktu lama, tekan tombol power, lalu cabut steker dari terminal AC.

Ada satu hal lagi yang harus menjadi perhatian serius agar terhindar dari kecelakaan saat bekerja yaitu:

1.       Memperhatikan tanda peringatan
Bahan pelarut organik atau bahan yang mudah terbakar dan meledak tidak bisa digunakan dalam ruang inkubator. Misalnya nitrat,peroksida, garam nitrat, pelarut organik, dll. Ini disebabkan karena fungsi, sifat dan ciri-ciri beberapa bagian dari inkubator jika dipanaskan akan berada pada suhu yang tinggi. Jika pengguna menyentuh satu bagian-bagian yang dilarang selama operasi, atau mengoperasikannya dengan cara yang salah, bisa dipastikan pengguna akan mengalami kecelakaan yang tak diduga. Hati-hati dengan tanda peringatan untuk keselamatan dan untuk mencegah kecelakaan kerja.
·         Dangerous ( Berbahaya)
Mengindikasikan suatu situasi yang sangat beresiko akibat kekeliruan kerja yang dapat berakibat kematian atau kecelakaan yang serius.
·         Warning (Peringatan)
Mengindikasikan suatu situasi yang berpotensi beresiko akibat kekeliruan kerja yang dapat berakibat kematian atau kecelakaan yang serius.
        Caution ( Perhatian)
Mengindikasikan suatu situasi yang berpotensi beresiko akibat kekeliruan kerja yang bisa berakibat kecelakaan atau luka fisik.

2.       Warning Label ( Label Peringatan )
Suatu label peringatan terdapat pada alat untuk menunjuk suatu ketentuan yang penting. Ketentuan yang terlampir dinyatakan sebagai di bawah pada label.

Perawatan
Menjaga agar alat awet dan kinerjanyapun dapat baik dalam waktu yang cukup lama tentunya dibutuhkan suatu perawatan yang berkala dan rutin dilakukan. Ini mencegah timbulnya kerusakan dan berperan dalam meminimalisir kecelakaan kerja. Berikut beberapa hal yang harus diperhatikan dalam proses perawatan.

1.       Pengujian sambungan utama
sambungkan steker utama. Nyalakan saklar utama dan tekanan uji tombol dengan suatu tongkat. Ketika saklar dipadamkan, maka berjalan normal. Jika tidak bekerja secara normal, hentikan operasi dengan segera dan hubungi agen. Hal tersebut mungkin disebabkan satu resiko akibat kejutan listrik

2.       Perubahan Dari Sekring
·         Matikan tombol power dan peralatan untuk keselamatan sebelum mengubah sekring.
·         tempatkan ujung obeng minuts ke dalam alur dari sekring . Penyangga dapat dikeluarkan oleh ujung obeng.
·         Kaitkan sekring baru dengan daya yang sama . Kapasitas ditunjukkan di bagian logam dari sekring yang logam.
·         Pada suatu kapasitas tertentu, daya muat sekring tidak bisa menahan arus berlebih yang terjadi di dalam unit dan mungkin dapat mungkin menyebabkan satu kecelakaan.
·         Jika sekring yang baru meletup segera setelah diubah . Hentikan pengoperasian dengan segera dan memeriksa unit yang sambungkan ke terminal AC.

3.       Perawatan
·         Matikan tombol komponen dan cabut steker dari terminal AC sebelum dibersihkan.
·         Bersihkan dengan kain yang lembut atau handuk basah. Jika diperlukan gunakan netral detergen dan lengkap dengan penyekanya.
·         Ketika membersihkan bilik, keluarkan komponen pendukung dari siku-siku. 



Sumber :

1. http://arnisfarida.wordpress.com/2010/02/16/oven-alat-laboratorium/
2.http://www.infogue.com/viewstory/2012/02/02/apa_itu_oven_laboratorium_/url=http://www.alatlabor.com/article/detail/7/drying-oven-
3. http://ekmon-saurus.blogspot.com/2011/07/bab-1-alat-alat-dalam-laboratorium.html
4. http://gurumudabicara.blogspot.com/2010/07/inkubator-lab.html

Rabu, 16 Januari 2013




TUGAS INSTRUMENTASI XI
AUTOCLAVE DAN WATERBATH
Nama kelompok:
1.Laela Nurul Rahma                     (A.102.08.037)
2.Leonado Bagus Utomo               (A.102.08.038)
3.Nia Lestyowati                               (A.102.08.043)
4.Nina Novita R.S                            (A.102.08.044)
Kelas:1B2


A. AUTOCLAVE
     Autoclave adalah alat pemanas tertutup yang digunakan untuk mensterilisasi suatu benda menggunakan uap bersuhu dan bertekanan tinggi (1210C, 15 lbs) selama kurang lebih 15 menit. Penurunan tekanan pada autoklaf tidak dimaksudkan untuk membunuh mikroorganisme, melainkan meningkatkan suhu dalam autoklaf. Suhu yang tinggi inilah yang akan membunuh microorganisme. Autoklaf terutama ditujukan untuk membunuhendospora, yaitu sel resisten yang diproduksi oleh bakteri, sel ini tahan terhadap pemanasan, kekeringan, dan antibiotik. Pada spesies yang sama, endospora dapat bertahan pada kondisi lingkungan yang dapat membunuh sel vegetatif bakteri tersebut. Endospora dapat dibunuh pada suhu 100 °C, yang merupakan titik didih air pada tekanan atmosfer normal. Pada suhu 121 °C, endospora dapat dibunuh dalam waktu 4-5 menit, dimana sel vegetatif bakteri dapat dibunuh hanya dalam waktu 6-30 detik pada suhu 65 °C.
Perhitungan waktu sterilisasi autoklaf dimulai ketika suhu di dalam autoklaf mencapai 121 °C. Jika objek yang disterilisasi cukup tebal atau banyak, transfer panas pada bagian dalam autoklaf akan melambat, sehingga terjadi perpanjangan waktu pemanasan total untuk memastikan bahwa semua objek bersuhu 121 °C untuk waktu 10-15 menit. Perpanjangan waktu juga dibutuhkan ketika cairan dalam volume besar akan diautoklaf karena volume yang besar membutuhkan waktu yang lebih lama untuk mencapai suhu sterilisasi. Performa autoklaf diuji dengan indicator biologi, contohnya Bacillus stearothermophilus.
Terdapat tiga jenis autoklaf, yaitu gravity displacementprevacuum atau high vacuum, dan steam-flush pressure-pulse. Perbedaan ketiga jenis autoklaf ini terletak pada bagaimana udara dihilangkan dari dalam autoklaf selama proses sterilisasi.
1.          Gravity Displacement Autoclave
Udara dalam ruang autoklaf dipindahkan hanya berdasarkan gravitasi. Prinsipnya adalah memanfaatkan keringanan uap dibandingkan dengan udara, sehingga udara terletak di bawah uap. Cara kerjanya dimulai dengan memasukan uap melalui bagian atas autoklaf sehingga udara tertekan ke bawah. Secara perlahan, uap mulai semakin banyak sehingga menekan udara semakin turun dan keluar melalui saluran di bagian bawah autoklaf, selanjutnya suhu meningkat dan terjadi sterilisasi. Autoklaf ini dapat bekerja dengan cakupan suhu antara 121-134 °C dengan waktu 10-30 menit.
2.          Prevacuum atau High Vacuum Autoclave
Autoklaf ini dilengkapi pompa yang mengevakuasi hampir semua udara dari dalam autoklaf. Cara kerjanya dimulai dengan pengeluaran udara. Proses ini berlangsung selama 8-10 menit. Ketika keadaan vakum tercipta, uap dimasukkan ke dalam autoklaf. Akibat kevakuman udara, uap segera berhubungan dengan seluruh permukaan benda, kemudian terjadi peningkatan suhu sehingga proses sterilisasi berlangsung. Autoklaf ini bekerja dengan suhu 132-135 °C dengan waktu 3-4 menit.
3.          Steam-Flush Pressure-Pulse Autoclave
Autoklaf ini menggunakan aliran uap dan dorongan tekanan di atas tekanan atmosfer dengan rangkaian berulang. Waktu siklus pada autoklaf ini tergantung pada benda yang disterilisasi.
Prinsip Cara Kerja Autoclave
·         Pada saat sumber panas dinyalakan, air dalam autoclave lama kelamaan akan mendidih.
·         Uap air yang terbentuk mendesak udara yang mengisi autoclave.
·         Setelah udara dalam autoclave diganti dengan uap air, katup udara/uap ditutup sehingga tekanan udara dalam autoclave naik.
·         Pada saat tercapai tekanan dan suhu yang sesuai, maka proses sterilisasi dimulai dan timer mulai menghitung waktu mundur.
·         Setelah proses sterilisasi selesai, sumber panas dimatikan dan tekanan dibiarkan turun perlahan hingga mencapai suhu 0°.
     
        
    
  1. cara kerja autoclave :
  2. Sebelum melakukan sterilisasi cek dahulu banyaknya air dalam autoclave. Jika air kurang dari batas yang ditentukan, maka dapat ditambah air sampai batas tersebut. Gunakan air hasil destilasi, untuk menghindari terbentuknya kerak dan karat.
  3. Masukkan peralatan dan bahan. Jika mensterilisasi botol bertutup ulir, maka tutup harus dikendorkan.
  4. Tutup autoclave dengan rapat lalu kencangkan baut pengaman agar tidak ada uap yang keluar dari bibir autoclave. Klep pengaman jangan dikencangkan terlebih dahulu.
  5. Nyalakan autoclave, diaturtimer dengan waktu minimal 15 menit pada suhu 121oC.
  6. Tunggu sampai air mendidih sehingga uapnya memenuhi kompartemen autoclave dan terdesak keluar dari klep pengaman. Kemudian klep pengaman ditutup (dikencangkan) dan tunggu sampai selesai. Penghitungan waktu 15’ dimulai sejak tekanan mencapai 2 atm.
  7. Jika alarm tanda selesai berbunyi, maka tunggu tekanan dalam kompartemen turun hingga   sama dengan tekanan udara di lingkungan (jarum padapreisure gauge menunjuk ke angka nol). Kemudian klep-klep pengaman dibuka dan keluarkan isi autoclave dengan hati-hati.
Bbeberapa media atau bahan yang tidak disterilkan dengan autoklaf adalah :
ü  Bahan tidak tahan panas seperti serum, vitamin, antibiotik, dan enzim
ü  Paelarut organik, seperti fenol
ü  Buffer engan kandungan detergen, seperti SDS

WATERBATH

   Waterbath adalah instrumen ilmiah yang digunakan untuk mengatur suhu zat mengalami panas. Waterbath sering digunakan di dalam laboratorium ilmu kimia yang berhubungan dengan temperature aplikasi.
    
Aplikasi Waterbath
Waterbath adalah contoh yang sangat baik dari kemampuan air untuk mempertahankan panas untuk waktu yang lama. Waterbath digunakan dalam berbagai situasi. Beberapa dari aplikasi mereka termasuk:
  • Pemanasan Reagen
  • Penentuan coliform
  • Contoh Pencairan
  • Pemeriksaan bakteriologi
  • Tes mikrobiologi
Waterbath digunakan di berbagai bidang untuk berbagai tujuan. Beberapa industri di mana mereka sering digunakan adalah:
  • Laboratorium Pendidikan
  • Klinis Laboratorium
  • Penelitian Laboratorium
  • Laboratorium Teknologi Pangan
  • Air Limbah Laboratorium
Waterbath Kontrol
Waterbath memiliki fitur kontrol berbagai kontroler yang berhubungan dengan pengaturan suhu. Waterbath digunakan sebagai alat keamanan untuk mencegah pemanasan zat yang berlebihan.
  • Pengendalian Suhu di Bath Air:  Semua sistem waterbath memiliki kontrol untuk mengatur suhu. Hal ini terkait dengan lampu indikator. Jika lampu menyala berarti waterbath  pemanas. Ketika waterbath mencapai temperatur yang di-set, tombol on-off akan memelihara siklus agar temperatur tetap.

  • Pengendalian Keselamatan di Bath Air:  Seiring dengan kontrol suhu, kebanyakan waterbath memiliki kontrol keamanan. Kontrol keamanan digunakan untuk mengatur suhu maksimal waterbath. Biasanya sudah diatur tepat di atas kontrol suhu. Sebuah lampu indikator terpasang dengan kontrol keamanan.

  • Kontrol di Bath Air: Kontrol ini tersedia hanya dengan getaran waterbath. Mekanisme getaran dapat diaktifkan atau dinonaktifkan. Kecepatan getaran  juga dapat diatur.
Fitur Waterbath
Beberapa fitur umum dari waterbath laboratorium adalah:
  • Waterbath  ditemukan dalam sistem kontrol analog serta dalam sistem kontrol digital.
  • Beberapa waterbath menawarkan microprocessor controller suhu dengan mengatur suhu digital dan pembacaan.
  • Jaket pemanasan udara menghindari hot spot.
  • Ruang kecil dalam pemanasan dapat mencegah kelelahan.