KROMATOGRAFI
Nama kelompok:
1.Laela Nurul Rahma (A.102.08.037)
2.Leonado Bagus Utomo (A.102.08.038)
3.Nia Lestyowati (A.102.08.043)
4.Nina Novita R.S (A.102.08.044)
Kelas:1B2
“Kromatografi merupakan suatu proses pemisahan yang mana
analit-analit dalam sampel terdistribusi antara 2 fase, yaitu fase diam dan
fase gerak.”
Dari pengertian di atas
dapat diketahui kalo ada dua komponen penting dalam kromatografi yaitu fase
diam dan fase gerak. Dan perlu dicatat bahwa hasil pemisahan kromatografi yang
baik bukan lagi berbentuk senyawa melainkan berbentuk tunggal.
Fase diam (Stationary phase)
Fase diam merupakan salah satu komponen yang penting dalam
proses pemisahan dengan kromatografi. kenapa? karena dengan adanya interaksi
dengan fase diamlah terjadi perbedaan waktu retensi (tR) dan terpisahnya
komponen senyawa analit.
Fase diam dapat berupa
bahan padat atau porous (berpori)
berbentuk molekul kecil atau cairan yang umumnya dilapiskan pada padatan
pendukung.
Fase gerak (Mobile phase)
Fase gerak merupakan
pembawa analit dapat bersifat inert maupun berinteraksi dengan analit tersebut.
Nah fase gerak ini g melulu hanya cairan. Tapi juga dapat berupa gas inert yang
umumnya dapat dipakai sebagai carrier
gas senyawa mudah menguap (volatil)
Pemisahan dengan kromatografi
Pemisahan dengan kromatografi sendiri lebih baik daripada
ekstraksi. kenapa? Karena sering diibaratkan dengan corong pisah yang saling
berhubungan yang bergerak dari atas ke bawah dimana pada setiap corong pisah
terjadi pemisahan. Selain itu permukaan antar fase pada kromatografi lebih
besar.
Lalu apa yang menyebabkan senyawa tersebut dapat dipisahkan?
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya kalo pemisahan
senyawa-senyawa dapat diamati dengan perbedaan waktu retensi (tR) pada
kromatogram.
“Waktu retensi (tR) adalah waktu yang diperlukan oleh analit
dari awal kolom sampai ke detektor”
Semakin lama analit berinteraksi dengan fase diam –> semakin
lama ia keluar –> tR semakin besar
Sehingga ada suatu konstanta yang menyatakan kecepatan migrasi
solut melalui fase diam. Kecepatan migrasi solut dipengarui oleh perbandingan
distribusinya (Kd atau kadang disebut D) yang ditentukan oleh afinitas relatif
solut pada fase diam dibanding fase gerak:
Kd = Kadar senyawa dalam fase diam/Kadar senyawa dalam fase
gerak
Dari persamaan tersebut dapat ditarik kesimpulan kalo semakin
besar harga Kd suatu senyawa maka waktu retensinya (tR) akan semakin besar
karena interaksi dengan fase diam besar dan migrasinya semakin lambat.
Parameter kinetika pemisahan
Faktor Selektifitas (α)
“Selektifitas merupakan kemampuan instrumen dalam mengenali
senyawa-senyawa dalam campuran”
untuk mendapat
selektifitas yang maksimum maka harus dicari interaksi yang sesuai (apakah
partisi, adsorpsi, size
exclusion, atau ion exchange).
Faktor selektifitas (α) dapat dicari dengan:
α = k2/k1 = (tR2-tm)/(tR1-tm)
Apabila kedua senyawa memiliki nilai K yang sama / α = 1
maka kedua senyawa tidak dapat dipisahkan. karena waktu retensinya identik.
Faktor Spesifisitas (Kd)
Sifat spesifisitas dari kromatografi didasarkan pada sifat dari
senyawa yang spesifik. Senyawa memiliki sifat spesifik karena memiliki Kd yang
spesifik.
Kapasitas Kolom (K’)
Menunjukkan kemampuan kolom menampung analit. Semakin lama
analit berada dalam kolom, akan semakinb esar nilai kapasitasnya. Nilai K’ yang
bagus antara 1-10. Jika k’ terlalu kecil, kemungkinan pemisahannya belum
sempurna dan jika terlalu besar maka akan terjadi pelebaran puncak.
Resolusi (Rs)
Untuk taraf kepercayaan
95%, harga Rs yang baik adalah > 1,5. Jika kurang dari ini maka puncak dari masing2 analit akan
saling tumpang tindih
Jumlah Lempeng Teoritis (Neff)
Merupakan parameter yang menghitung efisiensi kromatografi.
Menyatakan jumlah peristiwa partisi yang dialami oleh analit pada setiap saat
yang dibawa oleh fase gerak selama elusi.
Interaksi Analit dan Fase diam
Setelah tahu tentang konsep pemisahan nyambung kesini.
Sebenarnya secara sederhana mekanisme pemisahan analit dibedakan menjadi 4, hal
ini yang mengakibatkan perbedaan waktu retensi karena perbedaan interaksi
analit dengan fase diamnya.
1. Adsorbsi
Fase diam: Padatan
Fase gerak: Cair (bisa juga gas pada Kromatografi padat-gas)
Dasar pemisahan: Stereokimia
2. Partisi
Fase diam: Cair
Fase gerak: Cair atau gas (pada kromatografi cair-gas)
Dasar pemisahan:
Partisi-konsep like dissolves
like
Untuk kromatografi jenis ini dasarnya adalah senyawa yang
memiliki kemiripan sifat fisika kimia dengan fase diam akan tertambat lebih
lama pada fase diam –> tR lebih besar
Sebagai contoh jika kita ingin memisahkan kafein dan parasetamol
pada sampel obat flu (kaya praktikum HPLC hehe) dengan fase diam ODS (Oktadesil
silika) yang nonpolar. maka parasetamol akan lebih dulu keluar dari kolom atau
tR lebih kecil daripada kafein. karena Kafein sifatnya nonpolar dan lebih
terlarut pada fase diam. sedangkan parasetamol bisa terlarut dikit tp cuma
sebentar.
3. Penukar ion
(bahasa kerennya: ion exchange)
mekanisme pemisahan
karena interaksi ionik antara
fase diam dan solut. biasanya dipake di pabrik farmasi untuk bikin air bebas
ion (sori lupa namanya haha). berdasarkan muatan yang dilapiskan pada fase
diam, dapat dibagi 2:
a. Penukar anion: Fase diamnya muatan positif sehingga yang
bermuatan negatif akan ketarik fase diam
b. Penukar kation: Fase diamnya bermuatan negatif sehingga yang
bermuatan positif akan ketarik fase diam
4. Ekslusi ukuran (bahasa
kerennya: Size Exclusion
Chromatography)
Prinsip kerjanya pemisahan analit berdasarkan ukuran. Biasanya
pake fase diam dengan pori berukuran tertentu.
Jadi ntar saat elusi, molekul yang kecil akan masuk ke pori fase
diam. semakin kecil maka dapat masuk semakin dalam. sedangkan molekul yg besar
dia g bisa masuk ke pori sehingga langsung terelusi.
Kesimpulannya: Partikel dengan ukuran besar (BM besar) memiliki
tR lebih kecil daripada partikel dengan ukuran kecil (BM kecil)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar